Photobucket

Sabtu, 03 Juli 2010

DESAIN LANDSCAPE RESORT

Di sela kesibukan akhir pekan dan waktu liburan, tetirah ke resor merupakan gaya hidup yang sudah lumrah. Banyak sekali pilihan resor, dari mulai berlokasi dekat kota sampai yang terletak di lokasi-lokasi eksotis yang jauh. Umumnya selain udara segar dan fasilitas yang memanjakan, suasana sebagai penawar stress juga salah satu hal penting dalam menentukan pilihan resor.
Dalam membangun sebuah resor, selain lokasi yang menawarkan pengalaman yang berbeda, interior dan fasilitas kamar yang merelakskan, berbagai acara/ program yang ditawarkan pengelola resor, desain lanskap juga sangat penting. Berbeda dengan hotel, resort banyak menawarkan pemandangan di alam terbuka sehingga kontak pengunjung dengan lingkungannya lebih banyak. Resor memang lebih mengandalkan kepada suasana ruang luar yang alami.
Pada dasarnya ada dua macam resor, yaitu yang memiliki potensi pemandangan dan yg menciptakan potensi pemandangan. Resor yang memiliki potensi pemandangan ini biasanya berlokasi di tempat yang jauh dari kota besar. Sebutlah lokasi seperti Ciater, Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Bali, Lombok, Kepulauan Seribu, Pulau Umang dan Ujung Genteng merupakan lokasi obyek wisata yang memiliki potensi khas dan menjadi lokasi yang cocok untuk mendirikan suatu resort. Resor sengaja dibangun mendekat pada tempat wisata yang eksotis agar pengunjung dapat menikmati suasana yang dekat dengan tempat wisata tersebut.
Ada juga resor yang menciptakan potensi pemandangan di dalam kompleks resor itu sendiri. Biasanya resor tersebut berlokasi berdekatan dengan kota besar tetapi cukup memiliki udara segar sehingga memungkinkan untuk berelaksasi. Daerah seperti Sentul, Bogor, Ciawi, Ciputat, Karawaci , Situ Gunung memberi alternative bagi yang tidak ingin bepergian terlalu jauh.Resor di tempat seperti ini biasanya memiliki nilai tambah khusus seperti program kegiatan yang khas seperti out bond atau fasilitas tertentu seperti spa, meeting room yang lengkap atau saran olahraga.
Pada resor yang berlokasi di tempat eksotis, penataan lanskapnya harus menciptakan harmoni dengan lokasi tersebut. Harmoni dapat tercapai denga pemakaian material tanaman yang sama dengan tanaman endemik daerah tersebut. Juga dapat tercapai dengan mebuat vista dari berbagai obyek pemandangan di luar resor tapi dapat terlihat oleh pengunjung di dalamnya. Apabila lokasi tersebut memiliki tema budaya yang kuat maka dapat diimplementasi dalam desain lanskap berupa berbagai ornamen dan hardscape.
Bagaimana dengan resor yang harus menciptakan pemandangan di dalam? Maka penataan lanskap harus menciptakan ilusi kepada pengunjung sehingga tercipta fantasi mereka berada di suatu tempat yang jauh. Fantasi ini dapat tercapai apabila desain memiliki tema yang kuat, seperti tema pegunungan, pantai atau kebudayaan tertentu seperti Bali dan Thailand. Akan lebih baik apabila penerapan ilusi ini total tidak hanya lewat desain lanskap, juga lewat arsitektur dan interior. Berbagai program yang lumrah diadakan pengelola seperti outdoor spa, menanam padi dan out bond akan lebih mengena apabila terdapat desain lanskap yang mengakomodasinya.

Desain Lanskap Resor
Bagaimana seharusnya menata sebuah lanskap resor? Resor berfungsi sebagai tempat istirahat dan bersantai, sehingga design lanskap harus memberi kesan hangat dan santai dan mendukung fungsi resor sebagai tempat relaksasi. Pada umumnya relaksasi dapat dilakukan dengan memberi rangsangan kepada panca indra sehingga otak manusia menjadi relaks.
Relaksasi melalui penglihatan berupa mendesain pemandangan yang merangsang relaksasi. Warna tanaman yang hijau dan air yang biru dan bening lembut dipandang mata sehingga syaraf matapun menjadi relaks. Warna bunga yang lembut seperti kuning muda, merah tua, biru dan ungu juga merelakskan sekaligus sebagai aksen agar pemandangan yang tercipta tidak monoton. Garis lengkung dapat menimbulkan efek relaks dibanding garis lurus dan zig-zag. Secara alami, tumbuhan berbentuk lengkung sehingga melihatnya saja dapat merilekskan. Untuk meningkatkan efeknya, tanaman dapat didesain dengan pola lengkung /berliku-liku dan informal. Tanaman dapat dipilih yang berbentuk menjurai seperti pohon Kelapa, berbagai jenis pakis dan tanaman rambat.
Relaksasi dapat dirangsang melalui pendengaran dengan memperdengarkan suara tertentu. Suara yang paling kuat efeknya adalah gemericik air, karena itu sebisa mungkin letakkan water feature di daerah yang aktif, seperti restoran dan kamar. Desain water feature beragam, mulai dari yang paling seperti kincir bambu sampai air terjun. Elemen air sebaiknya dibuat mengalir agar tidak menjadi sarang nyamuk. Air yang diterjunkan juga menyebabkan udara lebih dingin karena air mengambil panas dari udara. Udara di sekeliling juga menjadi lebih segar karena menyumbang uap air dan partikel O2 yang terlarut di dalamnya ke udara.
Selain gemericik air, suara desiran angin yang menerpa daun dapat menimbukan efek relaksasi. Beberapa jenis tanaman dengan daun kecil dan tipis dapat bergemerisik seperti bambu jepang dan asem jawa dapat dilakukan. Bunyi juga dapat ditimbulkan oleh lonceng angin (wind chime). Lonceng dapat ditempelkan pada tempat strategis seperti gazebo.
Kicauan burung juga dapat merelakskan. Tetapi kita tidak perlu memelihara berbagai jenis burung dalam kurungan. Selain butuh biaya ekstra untuk pemeliharaan, mengurung burung tentunya tidak ramah lingkungan. Kita dapat mengundang burung liar untuk bersarang atau berkeliaran di resor anda dengan menanam berbagai jenis tumbuhan yang menyediakan makanan, tempat hinggap ataupun bersarang bagi burung. Pohon yang banyak dihinggapi adalah berbagai jenis cemara dan pinus, ketapang, kapuk. Pohon buah juga mengundang burung karena banyak memberikan perlindungan dan makanan berupa serangga. Beberapa jenis burung memakan madu dari bunga dari semak seperti bunga pukul empat dan asoka.
Selain pendengaran, indra penciuman dapat direlakskan dengan aromatheraphy. Beberapa tumbuhan mengeluarkan wangi bunga dan resin yang dapat tercium pada jarang dekat. Kamboja kuning (Plumeria), Lavender, Kenanga (Ylang-ylang), Melati (jasmine), Mawar Holland Kuning (rose), Hortensia (Hydrangea) dan Pakis Monyet (Forrest Fern) adalah contoh beberapa tumbuhan beraroma yang biasa digunakan dalam perawatan aromatheraphy juga lazim digunakan dalam desain lanskap. Sereh (Cybopogon) Pandan dan Sedap Malam (Gladiol) merupakan tanaman beraroma yang biasa digunakan dalam minuman penyegar dan makanan. Pinus dan Spatodea juga termasuk tumbuhan yang beraroma.
Wangi tumbuhan dapat tertangkap indra pada pagi atau sore hari. Suhu udara pada waktu tersebut relatif rendah sehingga aroma resin yang terlepas di udara tidak langsung menguap dan tertangkap indra penciuman manusia. Karena itu tanaman sebaiknya ditempatkan pada daerah aktif yang banyak bersentuhan dengan manusia pada pagi dan sore hari, seperti teras/ balkon kamar restauran,dan lounge serta jogging track. Walaupun banyak orang menghabiskan waktu pagi dan sore hari di kolam renang, tumbuhan beraroma tidak efektif apabila ditempatkan disana. Aroma kaporit/ bahan kimia yang dicampurkan pada air kolam terlalu kuat mengalahkan aroma tumbuhan yang relatif samar.
Relaksasi dapat dilakukan melalui perabaan. Benda yang lembut tentunya akan membuat seseorang santai ketika menyentuhnya. Walaupun tanaman tidak perlu disentuh, pemilihan jenis yang bertekstur halus akan membuat seolah-olah seseorang dikelilingi oleh kelembutan. Tanaman disebut bertekstur halus biasanya memiliki daun yang kecil-kecil sehingga bentuk lembarannya tidak nyata.. Tanaman yang berdaun/ berbentuk tajam-tajam berkesan kasar, dapat digunakan sebagai aksen agar desain tidak monoton.
Garis lengkung juga berkesan lembut. Menciptakan desain lanskap dengan menggunakan garis dan pola lengkung dari pola desain berkelok-kelok dapat membuat relaksasi. Pola desain seperti ini dikenal dengan nama pola organik. Biasanya diaplikasikan pada taman tropis dan taman jepang. Ada juga tanaman yang berbentuk menjurai ke bawah sehingga terlihat halus dan membuat kesan santai.
Indra yang terakhir adalah pengecap. Relaksasi dapat dilakukan melalui makana yang dimakan. Lalu apakah kita harus meletakan tanaman yang dapat dimakan? Kehadiran pohon buah yang dihiasi buah yang ranum siap dipetik selalu menyenangkan. Kehadiran pohon buah juga dapat membangkitkan selera makan seseorang karena memiliki harapan untuk menyantap suatu buah yang lezat. Sebuah patio berpergola yang dirambati anggur atau markisa tetnya memberikan kesan yang kuat agi pengunjung. Selera makan juga dapat dibangkitkan melalui kehadiran hardscape berupa berbagai fasilitas. Fasilitas seperti barbeque pit, out door dining area, sunken swimming pool bar

Minggu, 16 Mei 2010

TAMAN DENGAN SENTUHAN FENG SHUI

Oleh: Lita Ariani Sutardjo SP & Tary Surya SP
(Taman & Feng Shui, Menyelaraskan Taman, Warna dan Elemen” p 64-65, Idea magazine ed 41/04)

Bagi anda penganut fanatik Feng Shui mungkin sudah tidak asing lagi dengan penerapanmya di rumah tinggal. Tetapi bagaimana dengan taman anda? Apakah sudah mengikuti kaidah Feng Shui?

Penerapan Feng Shui taman di Indonesia belum populer seperti di Cina dan negara-negara Barat. Di Indonesia, filosofi tanaman hanya terbatas pada etnis tertentu. Di Jawa dikenal berbagai tanaman yang dijadikan simbol karena makna budaya seperti Mangga, Kemuning, dsb. Di Bali ada prinsip nawa-sange (sembilan penjuru mata angin) yaitu warna-warna tanaman pada arah mata angin tertentu yang bermakna religius.

Pada dasarnya, Feng Shui taman menuntun keselarasan energi bumi, angin dan air dengan desain dan peletakan berbagai elemen taman yang dianjurkan ketika memadukan bangunan dengan taman sehingga tercapai keselarasan dan mengalirnya energi positif (chi) di lingkungan tempat tinggal anda. Karena itu penting untuk mengetahui bagaimana pengaruh taman dan interaksinya dengan rumah anda. Siapa tahu tidak hanya memperindah juga berpengaruh positif terhadap hidup anda juga.

Dimanakah letak taman anda?
Ada 3 hal penting di taman yang diperhitungkan dan diatur Feng Shui, yaitu letak taman, penggunaan jenis tanaman dan bahan elemen taman yang sesuai. Letak taman dapat mempengaruhi harapan dan pencapaian keluarga penghuni rumah. Untuk meningkatkan chi sebaiknya diselaraskan dengan pemilihan tanaman, warna dominan dan bahan elemen taman agar membangun dan memperkuat maknanya.

Utara
Adalah area yang mempengaruhi kreativitas, pengembangan dan pertumbuhan personal. Warna hitam/gelap, seperti tanaman Puring (Codieaum variegatum) atau yang mendekati seperti ungu tua pada Manggis (Garcinia mangostana). Elemen yang baik digunakan: air dalam bentuk kolam atau tanaman air dan logam untuk berbagai elemen taman. Elemen yang sebaiknya dihindari batu. (Fig. 1)

Timur Laut
Mempengaruhi pertumbuhan kebijaksanaan dan intelektualitas. Elemen taman yang dianjurkan berbahan batu. (Fig. 2)

Timur
Merupakan area yang mempengaruhi kesehatan, penyegaran, peremajaan penghuni rumah, serta kehidupan berkeluarga. Warna yang dianjurkan adalah kuning seperti pada Cabe hias (Capsicum anuum) dan tanaman buah seperti Jeruk Lemon (Citrus sp.). Pada taman ini dianjurkan untuk menanam buah, sayur dan obat-obatan tradisional/ Toga (tanaman obat keluarga). Elemen yang baik digunakan adalah berunsur kayu dan menghindari bahan logam. (Fig. 3)

Tenggara
Melambangkan kekayaan materi dan keberlimpahan. Elemen yang baik digunakan adalah kayu dan menghindari bahan logam. (Fig. 4)

Selatan
Merupakan area yang mempengaruhi peluang/kesempatan baik, keinginan, penghargaan, hasil pencapaian dan kebahagiaan para penghuni rumah. Warna yang dianjurkan adalah merah seperti pada Mawar merah (Rosa sp.) dan Soka merah (Ixora sp.) Elemen yang baik adalah yang berunsur api, seperti untuk barbeque atau pencahayaan dekoratif. Sebaiknya menghindari penggunaan elemen air. (Fig. 5)

Barat daya
Mempengaruhi keadaan perkawinan dan keharmonisan keluarga, juga melambangkan kasih seorang ibu,. Disarankan menggunakan elemen berbahan batu dan menghindari elemen kayu. Tanaman Yang disarankan yang berbunga merah muda seperti Bunga Mentega (Nerium oleander) dan Azalea pink (Rhododendron sp.). (Fig. 6)

Barat
Tempat yang baik untuk aktivitas anak karena berpengaruh besar kepada kreativitasnya. Baik juga untuk bersosialisasi dan mengentertaintamu-tamu anda. Elemen yang baik digunakan adalah logam. Hindari unsur api. Warna yang dianjurkan adalah putih sehingga digunakan tanaman seperti Melati (Jasmimum sp.) atau Kacapiring (Gardenia sp.). (Fig. 7)

Barat laut
Mempengaruhi keadaan usaha dagang pemilik rumah dan perjalanan. Area ini melambangkan dukungan dan bimbingan seorang ayah. Elemen yang baik digunakan adalah logam dan menghindari: api. Tanaman yang disarankanadalah melati (Jasminum sp.) (Fig. 8)

Tanaman tententu dianggap dapat memberikan chi dan melambangkan harapan pemilik rumah. Umumnya tanaman tersebut memang bermanfaat, seperti beraroma, khasiat obat maupun fungsi ekologis.

Berikut ini adalah beberapa jenis tanaman yang memiliki arti dan chi tertentu:

1. Akasia (Acacia sp.): lambang kekuatan.
2. Bambu (Bambusa sp.): lambang keberuntungan, baik dijadikan tanaman pagar yang dapat menyaring udara.
3. Begonia (Begonia sp.): memberi keseimbangan yin-yang, sesuai di sisi barat laut rumah.
4. Krisan (Chrysanthemum sp.): memberi stamina dan ketahanan.
5. Pinus (Pinus sp.): lambang kekekalan.
6. Cemara (Juniperus sp.): lambang toleransi dan penghargaan.
7. Kacapiring (Gardenia sp.): lambang kekuatan, sesuai di sisi barat rumah.
8. Melati (Jasmimum sp.): untuk persahabatan, sesuai di sisi barat rumah.
9. Kembang sepatu (Hibiscus sp.) dan Lili (Crinum sp.): keberlimpahan.
10. Jeruk (Citrus sp.): lambang kekayaan.
11. Anggrek: memberi keteguhan & stamina.
12. Rhododendron: memberi kelembutan.
13. Mawar (Rosa sp.): lambang keindahan.
14. Delima (Punica granatum): lambang kesuburan, baik ditanam di depan rumah.
15. Cempaka (Magnolia sp.): lambang kemurnian.
16. Lotus (Nelumbo sp.): memberi kedamaian dan pencerahan.
(Fig. 9-16)
Pada dasarnya, tanaman berbunga, serta berbuah yang dapat dimakan dan banyak memiliki manfaat merupakan simbol pembawa berkah, selama penempatannya selaras dengan mata angin, warna dan kaidah Feng Shui lainnya. Tentu saja tanaman anda harus terpelihara dengan baik agar terus memancarkan Chi positif.

Penempatan pohon besar juga mempengaruhi aliran Chi. Pohon dianjurkan ditananam pada sisi rumah yang berhadapan/berseberangan dengan tempat-tempat berpotensi memancarkan energi negatif seperti rumah sakit dan kuburan untuk menghalangi aliran energi negatif ke dalam rumah. Tetapi jangan menanam pohon di depan pintu karena dapat menghalangi pandangan dan chi yang masuk ke dalam rumah. Hindari juga menanam pohon terlalu dekat bahkan sampai menyentuh bangunan rumah karena menghambat chi, terutama pohon yang perakarannya kuat seperti Kapuk (Ceiba petandra) dan Flamboyan (Delonix regia). (Fig. 17)

Ada tanaman yang pantang ditanam di halaman rumah, seperti Bogenvil (Baugenvillea sp.) karena bunganya dipercaya menimbulkan hawa yang memancing emosi, Kaktus serta tanaman berduri tajam. Bonsai dianggap membatasi energi yang mendorong pertumbuhan penghuni rumah. Tanaman yang telah layu atau mati sebaiknya tidak dibiarkan di taman rumah, selain mengundang energi negatif, juga dapat menjadi inang serangga yang membawa penyakit baik kepada manusia maupun tanaman di sekitarnya.

Bagaimana dengan Elemen Keras?
Dalam menciptakan keseimbangan yin-yang, taman dan tanaman berlaku sebagai yin dan bangunan rumah atau elemen taman sebagai yang.Sebaiknya elemen keras pada taman berbentuk lengkung dan menghindari bentuk geometris yang kaku, sehingga menciptakan keseimbangan dengan sifat bahannya yang keras dan bangunan rumah yang kaku.

Berikut ini adalah beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam pengaturan elemen keras pada taman rumah anda:

1. Stepstone atau paving
Pola stepstone disarankan berliku-liku untuk memberi keseimbangan dan memperlambat aliran chi keluar. (Fig. 18)

2. Elemen air
Air adalah simbol kesuksesan terutama bila mengalir seperti air terjun dapat meningkatkan aliran chi. Tetapi air disarankan untuk tidak mengalir kearah luar rumah karena dapat menghanyutkan rezeki.

3. Suara
Suara bernuansa alami dipercaya dapat mendatangkan chi, seperti desir angin, gemericik air atau kicauan burung. Lonceng angin (wind chime) juga dipercaya mempengaruhi chi. (Fig. 19)

4. Pagar
Bentuk pagar tentunya sangat beragam tergantung kepada arsitektur rumah dan selera pemilik. Agar pagar tidak berkesan terlalu kaku dapat ditambahkan ornamen berbentuk tanaman (mural) atau didekorasi dengan tanamana pada titik tertentu. Bila suka, pagar dapat terbuat dari tanaman pangkas yang padat seperti Pangkas Kuning (Duranta sp.). (Fig. 20)

Minggu, 25 April 2010

Macam-macam Taman

Taman Jepang
Sesuai dengan namanya, taman ini bernuansa Jepang. Nuansa tersebut tercipta dari elemen-elemen pembentuk, pola taman, kontur lahanya. Taman Jepang tidak menonjolkan banyak warna. Suasana yang tercipta cenderung natural dan terkesan simpel. Tanaman yang sering dipakai bernuasa hijau dan bertekstur halus, seperti cemara udang, ophiopogon, kucai, dan rumput jepang. Elemen keras pada taman umumnya terbuat dari batu, misalnya rumah lampu yang berbentuk khas. Selain itu, taman ini terdapat banyak batu-batu alam yang diletakkan pada sudut-sudut tertentu. Hadirnya elemen air dalam bentuk sungai kecil berbatu-batu atau kolam kecil bergaya natural sangat menunjang nuansa Jepang pada taman.

Taman Bali
Taman Bali sangat menonjol dibanding tipe taman tradisional lainnya. Peminat taman ini bukan masyarakat Indonesia saja, tetapi juga turis mancanegara yang singgah atau menetap untuk beberapa lama di Indonesia. Taman Bali terkesan natural dan tidak teratur. Tanaman yang dipakai cukup beragam dari segi teksturnya. Namun warna yang dominan tetap hijau dengan aksen warna merah, jingga, kuning, dan putih yang umumnya diperoleh dari bunga sepatu atau kamboja. Kedua tanaman tersebut hampir selalu terdapat pada taman Bali. Elemen stupa dan pundi-pundi sangat menunjang nuansa Bali pada taman. Tak ketinggalan dengan elemen air seprti kolam, pancuran atau air mancur yang sangat identik dengan taman Bali.

Taman Tropis
Pada taman tropis, tanaman yang dipakai dominan berwarna hijau dan berukuran sedikit besar. Suasananyapun diciptakan sedemikian rupa agar sejuk, teduh, bahkan sedikit lembab. Taman ini berpola natural. Elemen pembentuknya juga dipilih yang bernuansa natural seperti batu-batu alam dan kayu. Bahkan untuk memperkuat nuansa naturalnya, lumut yang tumbuh di pijakan atau dinding batu dibiarkan saja.

Taman Mediterania
Taman ini bernuansa iklim mediterania yang kering dan panas. Taman mediterania dipenuhi dengan tanaman seperti kaktus, agave, dan tanaman lainnya yang sedikit membutuhkan air. Elemen batu yang berwarna pucat dengan berbagai ukuran banyak dipilih sebagai elemen pelengkapnya. Tanah yang masih terlihat selain ditutupi dengan groundcover, sering ditutupi dengan pasir atau kerikil-kerikil kecil berwarna krem. Taman ini memang cenderung kaku, namun kelebihan taman ini adalah perawatannya yang minimalis, sedikit memerlukan pemangkasan dan air.

Taman Eropa
Taman Eropa memiliki pola formal dan simetris. Sebagian elemen terpilih adalah tanaman pangkas yang dapat dibentuk mengikuti pola formal. Sebagian lagi adalah tanaman berbentuk teratur yang dapat digunakan sebagai pengarah jalan dan tanaman dengan warna menarik sebagai aksen. Taman gaya Eropa ini jarang di aplikasikan di halaman rumah karena bentuknya kaku dan perawatannya inensif. Taman ini sering dijumpai di halaman gedung perkantoran, museum, tempat formal, dan taman-taman publik.

Taman Amerika
Amerika adalah negara empat musim. Di wilayah tersebut banyak teradapat tanaman semusim yang umumnya langsung mati setelah berbunga. Tanaman semusimnya banyak yang memiliki bunga dengan bentuk dan warna yang menarik. Taman Amerika terkenal dengan polanya yang terkesan tidak teratur dan alami. Ragam tanaman yang ditanam pada taman cukup banyak. Taman ini juga sering memakai komposisi tanaman yang berbunga warna-warni sehinggadapat memberikan kesan tersendiri.

Selasa, 20 April 2010

Nama-nama Tanaman Lanskap

1 Adam hawa = Rhoeo discolor
2 Air mancur = Russelia equisetiformis
3 Air mata penganten = Antigono leptopus
4 Angsana = Pterocarpus indicus
5 Akasia = Acacia auriculiformis
6 Alamanda = Allamanda cathartica
7 Alang-alang air = Typa angustifolia
8 Alokasia = Alocasia sp.
9 Amarilis = Hippeastrum hybrida
10 Anyelir = Dianthus caryophyllus
11 Anggrek tanah = Spathoglotis plicata
12 Apu-apu = Pistia stratiotes
13 Asam londo = Pithecllobium dulce
14 Azalea = Rhododendron
15 Bambu kuning = Phyllostachys sulphrurea
16 Bambu jepang = Arundinaria pumila
17 Bakung = Crinum asiaticum
18 Bawang brojol = Zephyranthes sp.
19 Bayam-bayaman = Coleus sp.
20 Begonia = Begonia sp.
21 Belimbing wuluh = Averrhoa bilimbi
22 Beringin = Ficus benjamina L.
23 Biola cantik = Ficus lyrata
24 Bromelia = Bromelia sp.
25 Bugenvil = Bougainvillea spectabilis
26 Bungur = Lagerstroemia indica
27 Bunga matahari = Helianthus annuus
28 Bunga sepatu = Hibsicus sp.
29 Bunga kupu-kupu = Bauhinia purpurea Linn.
30 Cangkir mas = Solandra longiflora
31 Cempaka = Michelia champaka
32 Cemara kipas = Thuja orientalis
33 Cemara norflok = Araucaria heterophyla
34 Cengkih = Eugenia caryophyllata Thunb.
35 Cokelat = Theobroma cacao
36 Dadap merah = Erythrina cristagali
37 Daun bahagia = Dieffenbachia sp.
38 Daun beludru = Episcia cupreata
39 Daun mangkok = Nothopanax scutellarium
40 Daun mutiara = Pilea sp.
41 Daun perak = Eucalyptus gunni
42 Dahlia = Dahlia variabilis
43 Damar = Agathis dammara
44 Drasena = Dracaena sp.
45 Ekor kucing (akalipa) = Acalypha hispida
46 Eceng gondok = Eichornia crassipes
46 Flamboyan = Delonix regia Raf.
47 Futoy = Equisetum hymale
48 Gerbera = Gerbera jamesonii
49 Gladiol = Gladiolus sp.
50 Ganda suli = Hedychium coronarium
51 Glodogan bulat = Polyalthia fragrans
52 Glodogan tiang = Polyalthia longifolia
53 Hortensia = Hydrangea macrophylla
54 Hanjuang = Cordyline sp.
55 Iris = Neomarica longifolia
56 Ivy = Hedera helix
57 Jarak = Jatropha multifida
58 Jatimas = Cordia sebestana
59 Jaka randa atau jambul merak = Jacaranda acutifolia H.B.
60 Jambu biji = Psidium guajava
61 Jengger ayam = Celosia sp.
62 Jeruk = Citrus sp.
63 Kacang-kacangan = Arachis pintoi
64 Kaca piring = Gardenia jasminoides
65 Kaki laba-laba = Osmoxylum lineare
66 Kaktus = Eriosyce imitans
67 Kaliandra = Calliandra sp.
68 Kamboja = Plumeria sp.
69 Kamboja jepang = Adenium
70 Kana = Canna sp.
71 Kastuba = Euphorbia pulcherrima
72 Kayu manis = Cinnamomun burmanii
73 Kayu putih = Eucalyptus camaldulensis
74 Kecombrang atau honje = Nicolaia sp.
75 Kecubung = Brugmansia sp.
76 Keladi = Caladium sp.
77 Kelapa = Cocos nucifera
78 Kembang anting = Fuchisia sp.
79 Kembang pagoda = Clerodendrum paniculatum
80 Kembang pukul delapan = Turnera subulata
81 Kembang pukul empat = Mirabilis jalapa
82 Kembang sungsang = Gloriosa superba
83 Kenikir hias = Cosmos bipinnatus
84 Kemuning = Murraya paniculata
85 Kemuning cina = Aglaia odorata
86 Kenanga = Cananga odorata
87 Kerai payung = Filicium decipiens
88 Ketapang = Terminalia catappa
89 Ki hujan = Samanea saman
90 Kol banda = Pisonia grandis
91 Krisan = Chrysanthemum sp.
92 Krokot = Althernantera sp.
93 Kuku macan = Mucuna benneti
94 Kuping gajah = Anthurium crystallinum
95 Lantana = Lantana camara
96 Lavender = Lavandula angustifolia
97 Lengkuas merah = Alpinia purpurata
98 Leli = Hymenocllis mayor
99 Liang liu = Salix babilinica
100 Lidah buaya = Aloe vera
101 Lidah mertua = Sansevieria sp.
102 Liliparis = Chlorophytum sp.
103 Lotus = Nelumbo nucifera
104 Lolipop = Pachystachys lutea
105 Mahkota dewa = Phaleria macrocarpa
106 Mahoni = Swietenia mahogani
107 Mandevila = Mandevilla sp.
108 Maranta = Calathea sp.
109 Mawar = Rosa sp.
110 Melati = Jasminum sp.
111 Melati air = Echinodorus sp.
112 Melati jepang = Pseuderanthemum reticulatum
113 Mendong = Fimbristylis globulosa
114 Mengkudu atau pace = Morinda citrifolia
115 Monstera = Mostera sp.
116 Nolina = Beaucarnea recurvata
117 Nona makan sirih = Clerondendrum thomsoniae
118 Nusa indah = Mussaenda sp.
119 Oleander = Nerium oleander
120 Pacar air = Impatiens sp.
121 Pacing = Costus sp.
122 Pakis monyet = Dicksonia squarrosa
123 Paku jejer = Nephrolepis sp.
124 Paku sarang burung / kadaka = Asplenium nidus
125 Pala = Myristica fragrans
126 Palem botol = Mascarena lagenicaulis
127 Palem ekor ikan = Caryota mitis
128 Palem ekor tupai = Wodyetia bifurcata
129 Palem hijau = Ptychosperma macarthurii
130 Palem merah = Cyrtostachis renda
131 Palem phonix = Phoenix roebelenii
132 Palem putri = Veitchia merilii
133 Palem raja = Roystonea
134 Palem wregu = Rhapis excelsa
135 Palisota = Palisota barteri
136 Pandan wangi = Pandanus amaryllifolius
137 Pandan variegata = Pandanus pygmaeus
138 Pangkas kuning = Duranta sp.
139 Patah tulang = Pedilathus titymaloides
140 Pentas = Pentas lanceolata
141 Pegagan = Hydrocotyle sibthorpiodis
142 Peperomia = Peperomia sp.
143 Petunia = Petunia sp.
144 Pisang-pisangan = Heliconia sp.
145 Pinang = Areca catechu
146 Pinus = Pinus merkusii
147 Puring = Codiaeum sp.
148 Pohon saputangan = Maniltoa grandiflora
149 Salvia = Salvia sp.
150 Sambang darah = Hemigraphis altenata
151 Sawo kecik = Manilkara kauki
152 Sawo manila = Achras zapota
153 Sedum = Sedum morganianum
154 Seruni = Wedelia montana
156 Sikas = Cycas revoluta
157 Sikat botol = Callistemon citrinus
158 Siklok = Agave attenuata speciosa
159 Singonium = Syngonium sp.
160 Sirih = Piper betle
161 Sirih belanda = Epipremnum
162 Soka = Ixora sp.
163 Spider lily = Hymenocallis
164 Suji = Pleomele angustifolia
165 Sukun = Artocarpus communis
166 Suplir = Adiantum sp.
167 Sutra bombay = Portulaca sp.
168 Tanjung = Mimusoph elengi
169 Teh-tehan = Acalypha macrophylla
170 Teratai = Nymphaea lotus
171 Teratai mini = Nympoides indica
172 Teratai raksasa = Victoria cruziana
173 Tillandsia = Tillandsia usneoides
174 Torenia = Torenia fournieri
175 Verbena = Verbana lanciniata
176 Violces = Saintpaulia ionantha
177 Water poppy = Hydrocleys nympoides
178 Walisongo = Schefflera sp.
179 Wijaya kusuma = Epiphyllum oxypetalum
180 Zodia = Euodia suaveolens

Mengenal Lanskap

Istilah arsitektur lanskap dipekenalkan pertamakali oleh Frederick Law Olmsted pada pekerjaan penggarapan lahan yang memerlukan perhatian mendalam pada pelestarian keindahan pemandangan alam serta keseimbangan ekologis di antara sumber-sumber alam, lahan,vegetasi,dan ekologis. Istilah arsitektur lanskap menurut Olmsted sangat luas. Namun kini definisi arsitektur lanskap lebih terbatas pada ruang lingkup tertentu. Garret Eckbo mendefinisikan lanskap sebagai bagian dari kawasan lahan yang dibangun atau di bentuk manusia, di luar bangunan, jalan, utilitas, hingga alam bebas yang dirancang, terutama sebagai tempat tinggal manusia. Sementara, Hubbard dan Theodora Kimball mengemukakan bahwa arsitektur lanskap sebagai seni yang fungsi terpentingnya untuk menciptakan dan melestarikan keindahan lingkungan di sekitar tempat hidup manusia dan pada pemandangan alam yang lebih luas lagi. Selain itu, menurut Hubbar dan Theodora Kimball, lanskap juga berkenaan dengan moralitas, kesehatan, dan kebahagiaan manusia.

Selasa, 30 Maret 2010

3 bagian pokok dalam proses desain lanskap

a. Tahap rencana lansekap (planning in design) berisikan pemikiran secara makro dan merupakan pemikiran awal dari tapak yang hendak di rancang.
b. Tahap rencana tapak lansekap (landscape site planning ) berisikan gubahan tata ruang luar dua dimensi
c. Tahap rancangan rinci (detailed landscape design) berisikan keputusan akhir terhadap penyelesaian masalah di dalam tapak secara tiga dimensi. Pada tahap desain ini keputusan terhadap pemanfaatan komponen desain menjadi sangat penting.