Photobucket

Jumat, 11 November 2011

MANUSIA DAN PERGERAKAN

Faktor-faktor yang merangsang manusia untuk cenderung bergerak, antara lain:
- Bila ada sesuatu yang menyenangkan
- Bila ada benda-benda yang di inginkan
- Sedikit mempunyai halangan
- Adanya tanda atau petunjuk yang jelas dan mengarah
- Bila ada sesuatau yang sesuai dan cocok
- Bila sesuatu mempunyai kegunaan
- Bila sesuatu mempunyai daya tarik
- Untuk menuju jalan masuk
- Bila ada sesuatu yang berbeda
- Untuk mencapai suatu tujuan
- Bila ada sesuatu yang menakjubkan dan rasa ingin tahu
- Bila menerima sesuatu
- Menuju suatu titik yang mempunyai warna dan tekstur terkuat
- Bila ada ruang-ruang yang menyenangkan
- Bila ada rasa petualangan
- Bila ada sesuatu yang indah
- Menuju objek atau daerah dan ruang yang cocok dengan hati dan kebutuhannya.

By: Rustam Hakim dan Hardi Utomo

Sabtu, 03 Juli 2010

DESAIN LANDSCAPE RESORT

Di sela kesibukan akhir pekan dan waktu liburan, tetirah ke resor merupakan gaya hidup yang sudah lumrah. Banyak sekali pilihan resor, dari mulai berlokasi dekat kota sampai yang terletak di lokasi-lokasi eksotis yang jauh. Umumnya selain udara segar dan fasilitas yang memanjakan, suasana sebagai penawar stress juga salah satu hal penting dalam menentukan pilihan resor.
Dalam membangun sebuah resor, selain lokasi yang menawarkan pengalaman yang berbeda, interior dan fasilitas kamar yang merelakskan, berbagai acara/ program yang ditawarkan pengelola resor, desain lanskap juga sangat penting. Berbeda dengan hotel, resort banyak menawarkan pemandangan di alam terbuka sehingga kontak pengunjung dengan lingkungannya lebih banyak. Resor memang lebih mengandalkan kepada suasana ruang luar yang alami.
Pada dasarnya ada dua macam resor, yaitu yang memiliki potensi pemandangan dan yg menciptakan potensi pemandangan. Resor yang memiliki potensi pemandangan ini biasanya berlokasi di tempat yang jauh dari kota besar. Sebutlah lokasi seperti Ciater, Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Bali, Lombok, Kepulauan Seribu, Pulau Umang dan Ujung Genteng merupakan lokasi obyek wisata yang memiliki potensi khas dan menjadi lokasi yang cocok untuk mendirikan suatu resort. Resor sengaja dibangun mendekat pada tempat wisata yang eksotis agar pengunjung dapat menikmati suasana yang dekat dengan tempat wisata tersebut.
Ada juga resor yang menciptakan potensi pemandangan di dalam kompleks resor itu sendiri. Biasanya resor tersebut berlokasi berdekatan dengan kota besar tetapi cukup memiliki udara segar sehingga memungkinkan untuk berelaksasi. Daerah seperti Sentul, Bogor, Ciawi, Ciputat, Karawaci , Situ Gunung memberi alternative bagi yang tidak ingin bepergian terlalu jauh.Resor di tempat seperti ini biasanya memiliki nilai tambah khusus seperti program kegiatan yang khas seperti out bond atau fasilitas tertentu seperti spa, meeting room yang lengkap atau saran olahraga.
Pada resor yang berlokasi di tempat eksotis, penataan lanskapnya harus menciptakan harmoni dengan lokasi tersebut. Harmoni dapat tercapai denga pemakaian material tanaman yang sama dengan tanaman endemik daerah tersebut. Juga dapat tercapai dengan mebuat vista dari berbagai obyek pemandangan di luar resor tapi dapat terlihat oleh pengunjung di dalamnya. Apabila lokasi tersebut memiliki tema budaya yang kuat maka dapat diimplementasi dalam desain lanskap berupa berbagai ornamen dan hardscape.
Bagaimana dengan resor yang harus menciptakan pemandangan di dalam? Maka penataan lanskap harus menciptakan ilusi kepada pengunjung sehingga tercipta fantasi mereka berada di suatu tempat yang jauh. Fantasi ini dapat tercapai apabila desain memiliki tema yang kuat, seperti tema pegunungan, pantai atau kebudayaan tertentu seperti Bali dan Thailand. Akan lebih baik apabila penerapan ilusi ini total tidak hanya lewat desain lanskap, juga lewat arsitektur dan interior. Berbagai program yang lumrah diadakan pengelola seperti outdoor spa, menanam padi dan out bond akan lebih mengena apabila terdapat desain lanskap yang mengakomodasinya.

Desain Lanskap Resor
Bagaimana seharusnya menata sebuah lanskap resor? Resor berfungsi sebagai tempat istirahat dan bersantai, sehingga design lanskap harus memberi kesan hangat dan santai dan mendukung fungsi resor sebagai tempat relaksasi. Pada umumnya relaksasi dapat dilakukan dengan memberi rangsangan kepada panca indra sehingga otak manusia menjadi relaks.
Relaksasi melalui penglihatan berupa mendesain pemandangan yang merangsang relaksasi. Warna tanaman yang hijau dan air yang biru dan bening lembut dipandang mata sehingga syaraf matapun menjadi relaks. Warna bunga yang lembut seperti kuning muda, merah tua, biru dan ungu juga merelakskan sekaligus sebagai aksen agar pemandangan yang tercipta tidak monoton. Garis lengkung dapat menimbulkan efek relaks dibanding garis lurus dan zig-zag. Secara alami, tumbuhan berbentuk lengkung sehingga melihatnya saja dapat merilekskan. Untuk meningkatkan efeknya, tanaman dapat didesain dengan pola lengkung /berliku-liku dan informal. Tanaman dapat dipilih yang berbentuk menjurai seperti pohon Kelapa, berbagai jenis pakis dan tanaman rambat.
Relaksasi dapat dirangsang melalui pendengaran dengan memperdengarkan suara tertentu. Suara yang paling kuat efeknya adalah gemericik air, karena itu sebisa mungkin letakkan water feature di daerah yang aktif, seperti restoran dan kamar. Desain water feature beragam, mulai dari yang paling seperti kincir bambu sampai air terjun. Elemen air sebaiknya dibuat mengalir agar tidak menjadi sarang nyamuk. Air yang diterjunkan juga menyebabkan udara lebih dingin karena air mengambil panas dari udara. Udara di sekeliling juga menjadi lebih segar karena menyumbang uap air dan partikel O2 yang terlarut di dalamnya ke udara.
Selain gemericik air, suara desiran angin yang menerpa daun dapat menimbukan efek relaksasi. Beberapa jenis tanaman dengan daun kecil dan tipis dapat bergemerisik seperti bambu jepang dan asem jawa dapat dilakukan. Bunyi juga dapat ditimbulkan oleh lonceng angin (wind chime). Lonceng dapat ditempelkan pada tempat strategis seperti gazebo.
Kicauan burung juga dapat merelakskan. Tetapi kita tidak perlu memelihara berbagai jenis burung dalam kurungan. Selain butuh biaya ekstra untuk pemeliharaan, mengurung burung tentunya tidak ramah lingkungan. Kita dapat mengundang burung liar untuk bersarang atau berkeliaran di resor anda dengan menanam berbagai jenis tumbuhan yang menyediakan makanan, tempat hinggap ataupun bersarang bagi burung. Pohon yang banyak dihinggapi adalah berbagai jenis cemara dan pinus, ketapang, kapuk. Pohon buah juga mengundang burung karena banyak memberikan perlindungan dan makanan berupa serangga. Beberapa jenis burung memakan madu dari bunga dari semak seperti bunga pukul empat dan asoka.
Selain pendengaran, indra penciuman dapat direlakskan dengan aromatheraphy. Beberapa tumbuhan mengeluarkan wangi bunga dan resin yang dapat tercium pada jarang dekat. Kamboja kuning (Plumeria), Lavender, Kenanga (Ylang-ylang), Melati (jasmine), Mawar Holland Kuning (rose), Hortensia (Hydrangea) dan Pakis Monyet (Forrest Fern) adalah contoh beberapa tumbuhan beraroma yang biasa digunakan dalam perawatan aromatheraphy juga lazim digunakan dalam desain lanskap. Sereh (Cybopogon) Pandan dan Sedap Malam (Gladiol) merupakan tanaman beraroma yang biasa digunakan dalam minuman penyegar dan makanan. Pinus dan Spatodea juga termasuk tumbuhan yang beraroma.
Wangi tumbuhan dapat tertangkap indra pada pagi atau sore hari. Suhu udara pada waktu tersebut relatif rendah sehingga aroma resin yang terlepas di udara tidak langsung menguap dan tertangkap indra penciuman manusia. Karena itu tanaman sebaiknya ditempatkan pada daerah aktif yang banyak bersentuhan dengan manusia pada pagi dan sore hari, seperti teras/ balkon kamar restauran,dan lounge serta jogging track. Walaupun banyak orang menghabiskan waktu pagi dan sore hari di kolam renang, tumbuhan beraroma tidak efektif apabila ditempatkan disana. Aroma kaporit/ bahan kimia yang dicampurkan pada air kolam terlalu kuat mengalahkan aroma tumbuhan yang relatif samar.
Relaksasi dapat dilakukan melalui perabaan. Benda yang lembut tentunya akan membuat seseorang santai ketika menyentuhnya. Walaupun tanaman tidak perlu disentuh, pemilihan jenis yang bertekstur halus akan membuat seolah-olah seseorang dikelilingi oleh kelembutan. Tanaman disebut bertekstur halus biasanya memiliki daun yang kecil-kecil sehingga bentuk lembarannya tidak nyata.. Tanaman yang berdaun/ berbentuk tajam-tajam berkesan kasar, dapat digunakan sebagai aksen agar desain tidak monoton.
Garis lengkung juga berkesan lembut. Menciptakan desain lanskap dengan menggunakan garis dan pola lengkung dari pola desain berkelok-kelok dapat membuat relaksasi. Pola desain seperti ini dikenal dengan nama pola organik. Biasanya diaplikasikan pada taman tropis dan taman jepang. Ada juga tanaman yang berbentuk menjurai ke bawah sehingga terlihat halus dan membuat kesan santai.
Indra yang terakhir adalah pengecap. Relaksasi dapat dilakukan melalui makana yang dimakan. Lalu apakah kita harus meletakan tanaman yang dapat dimakan? Kehadiran pohon buah yang dihiasi buah yang ranum siap dipetik selalu menyenangkan. Kehadiran pohon buah juga dapat membangkitkan selera makan seseorang karena memiliki harapan untuk menyantap suatu buah yang lezat. Sebuah patio berpergola yang dirambati anggur atau markisa tetnya memberikan kesan yang kuat agi pengunjung. Selera makan juga dapat dibangkitkan melalui kehadiran hardscape berupa berbagai fasilitas. Fasilitas seperti barbeque pit, out door dining area, sunken swimming pool bar